Pages

 

Wednesday, 25 May 2011

BUKAN HANYA MIMPI

0 comments
Suatu ketika aku diperkenalkan dengan seorang gadis. Gadis ini adalah sosok yang cukup religious, sholeha, dan cantik pula. Oh iya,,, aku diperkenalkan denganya oleh om nya sebut saja namanya paino. Nah om paino ini adalah om yang sangat peduli dengan keponakanya ini. Kenapa aku bisa bilang begitu? Ya karena dia itu begitu peduli dengan keponakanya, peduli dengan kebahagiaan keponakanya bahkan tentang pasangan hidup keponakanya pun om paino ini juga berusaha mencarikan yang terbaik. Oleh karena itulah cerita ini berawal.

Suatu ketika pada saat aku sedang berada di kantor, tiba – tiba om paino datang untuk mengambil barang – barang koperasi. Kebetulah aku juga jaga koperasi. Nah pada saat itu pula beliau berdiskusi panjang dengan aku, hingga akhirnya dia bercerita tentang keponakanya itu. Om paino senang berteman denganku mungkin karena aku ini pendiam (hehehe… pe de… J) ya selain itu aku juga mungkin dilihat sholatnya rajin. Akhirnya dia bercerita panjang lebar semua tentang keponakanya itu. Sebut saja nama keponakanya itu adalah ewati. Ewati adalah seorang gadis yang memiliki prinsip. Prinsip hidupnya adalah tidak mau pacaran sebelum nikah. Waaow…. Terdengar begitu islami sekali,,, akan tetapi menurut om paino, ewati ini orangnya begitu tertutup dengan seorang pria, dia tidak punya banyak teman pria (aku bilang ya… itu baguuusss… jempolan!!). selain itu ewati orangya terlalu manja sama ibunya, apalagi kelihatanya sifatnya ini menjadikan dia selalu murung (menurut om paino). Nahh oleh karena itu dia meminta aku untuk memasuki kehidupanya, aku diminta om paino untuk membuat hidup ewati menjadi ceria dan penuh tawa.

Awalnya aku agak ragu – ragu untuk menerima tawaran om paino tersebut. Tapi beberapa kali om paino meyakinkan aku,, dan seperti yang sudah anda duga… aku terpengaruh dan menerima tawaran untuk mengenal Ewati lebih dekat. Saat itu aku dikasih nomer hape oleh om paino. “ini nomernya Ewati, kalo mau menghubunginya lewat nomer ini saja” bilang om paino. “iya insya Allah…” jawabku. Setelah beberapa lama aku menyimpan nomer Ewati dalam hapeku, akhirnya aku memutuskan untuk mengirimi dia sebuah pesan. “assalamu’alaikum…” ku kirim sms kepadanya. Setelah beberapa lama hapeku berbunyi dan kubuka ternyata balasan dari Ewati “wa’alaikumussalam… maap ini siapa yah?” tanya Ewati dalam sms. “ini aku det… aku temanya om paino… kamu sudah tau kan” jawabku. “oh… iya om juga suka cerita tentang km…” jawab Ewati lagi. Dan seterusnya kami hamper setiap hari bersua lewat sms, pada saat itu aku hanya sms aja belum berani untuk menelpon dia, aku masih takut dan agak malu hehhehehe….

Hari terus berlalu,, tidak terasa sudah satu minggu aku berkirim kabar dengan orang yang sama sekali aku belum tahu dan belum pernah ketemu sama sekali. Akhirnya pada suatu sore aku beranikan mengirim sms kepadanya “ehm… bolehkah nanti malam aku nelpon kamu…?” kukirim sms. Tidak berapa lama balasan dating “iya boleh ko…” “tapi kalo kamu tidak sibuk ya…” tanyaku meyakinkan. “iya…” jawabnya singkat. Setelah itu, malamnya aku buru – buru mandi sholat dan makan malam, setelah itu aku sholat isya,, ku kirim sms lagi sama dia “ehm… lagi apa neh??... sibuk kah??..” agak lama dia baru membalas smsku “maap baru blz.. aku lagi di tempat tetangga neh lagi nikahan..” “ohh nda pp klo bgt jadi nda neh aku telpon malam ni?” tanyaku konfirmasi. “ya nda pp telpn aja..” jawabnya lagi.. akhirnya aku beranikan diri memencet nomer hapenya dan aku telpon dia malam itu. Tuuuttt….tuuutt….tutt…ttt.. “halo… assalamu’alaikum…” jawabnya dari jauh, “wa’alaikumussalam..” jawabku. Terdengar disana suasana sangat ramai sekali, aku dengar suara music yang bising disana. “eh belum pulang yang dari situ?..” tanyaku lagi.. “belum neh… mau ngomong apa??” tanyanya tiba – tiba. Aku yang bingung karena tidak biasa bertelpon dengan dia menjawab sekenanya “emmm… nda ada apa – apa cuman mau denger suaranya..” “ohh ni kan udah dengar…” jawabnya. “iya sih,,, tapi kamu lagi sibuk yah?? Yaudah kalau lagi sibuk lanjutin aja aktivitasmu disitu,, kita lanjut besok ya…” kataku lagi. “iya besok aja lagi ya nda pp..” kata dia. “yowesss assalamualaikum..” “wa’alaikumussalam” jawabnya, akhirnya telpon ditutup. Setelah itu aku agak kecewa sih,, aku sudah mempersiapkan diri menelpon dari sore hari, ehh malah nelpon cuman sebentar, tidak sampai lima menit!! Bayangkan, aku sudah beli telpon langganan selama 100 menit. Nasib – nasib… hehehe…. Tapi nda apa – apa, aku langsung aja telpon keluargaku dirumah, sudah lama juga ko nda nelpon mereka. Akhirnya kekecewaanku sedikit terobati.

Singkatnya, aku sudah telpon Ewati sebanyak  tiga kali,, ya cuman tiga kali.. akhirnya sehabis gajian aku dan temanku pergi untuk mengambil gajihan di ATM. Aku juga mau mentransfer sejumlah uang buat orang tuaku di kampung. Tapi sebelum aku pergi ke ATM aku ajak temanku untuk ke rumah om paino, ya sebenernya aku pengen ketemu sama Ewati selalian kenal lebih dekat dengan keluarganya. Dan tanpa rasa curiga kalau aku mau ke tempat Ewati temanku segera meng iya kannya. Akhirnya aku kirim sms pada Ewati “hari ini km ada acara kah?”. “ aku mau pergi kerumah om ku di seberang.” Jawabnya singkat. “aku mau kerumah om paino…” jawbku lagi. “oohh main aja omnya ada dirumah ko.” Jawabnya singkat. Akhirnya aku langsung meluncur kerumahnya, karena tidak tahu aku nelopon dulu ke om paino,, setelah ditunjukan jalanya,, aku rencana mau membelikan sesuatu buat dibawa, tapi sayangnya disepanjang jalan yang aku lewati tidak ada satupun toko yang menjual barang yang aku harapkan. Hingga aku muter – muter jalan di carinya tapi aku tetap tidak menemukanya. Akhirnya temanku bilang, “ya.. nda papa kali.. orang cuman kerumah paino aja harus bawa oleh – oleh” “iya sih..” jawabku sekenanya. Akhirnya dengan berat hati aku dating dengan tangan kosong kerumah yang dituju yaitu dirumah Ewati. “yaah… nda apa – apa lah baru pertama ini” bisiku dalam hati mencoba menenangkan.

Sampai dirumahnya om paino sudah ada stanby di depan rumah, kami langsung dipersilahkanya masuk, tapi masuknya kerumah om paino (lho kok?). yaa memang rumah om paino itu jadi satu sama rumahnya Ewati hehehe…. (Cuman ada sekatnya sedikit di belakang). Akhirnya aku masuk, dan disana ada istrinya om paino yang menjamu kami,, aku sempat bingung mana yah yang namanya Ewati.. tapi aku coba diem dulu ah,, nanti juga lihat,, hehehe…. Setelah sekian lama aku duduk di depan tivi eh tiba – tiba dating seorang gadis menyuguhkan minuman dingin tepatnya “es teh” karena aku sudah lumayan kehausan sehabis perjalanan aku langsung aja minum es teh tersebut (bissmillahirrohmaanirrohiim) tanpa memperhatikan siapa yang menghidangkan es teh tersebut. Setelah itu kemudian om paino muncul dan menanyakan sama aku “eh siapa yang bawa minuman ini?” aku jawab “itu nda tau siapa tadi cewe” “lha itu sudah tadi yang namanya Ewati..” kata om paino meyakinkanku. Hahh… ko aku nda tau yah? Tapi nda papa itu kan baru sebentar, yaa maklum lah aku kan nda tau sama sekali. Tidak lama setelah itu ibunya Ewati dating kedalam ruangan tersebut, beliau langsung menyalamiku aku hanya tersenyum (menunjukan senyum yang paling manis di dunia.. hehehe…) pada saat itu bapaknya Ewati aku belum lihat, karena masih sibuk bilangnya. Akhirnya sambil menunggu beliau dating aku bersama keluarganya Ewati dan om paino ya cuman ngobrol – ngobrol biasa. Belum ada obrolan yang menjurus ke arah serius. Dan dari sinilah aku bisa melihat the real Ewati. Anaknya kalem, ceria, n berjilbab, trus ya nda neko – neko. Hehe…. (Ah pertama lihat aku memang suka kali yah,, jadi bicaranya positiiifff teruss.. hehe….). akhirnya sampai waktu sore tiba ayahnya Ewati belum juga dating, yaa mau nda mau aku harus pulang (masa nginep,, yang bener aje??). akhirnya kamipun pulang, eitz.. tapi sebelum pulang kami sudah makan – makan kok ibunya Ewati yang masak rasanya enaak. Daaaannn…… pulang. Aku pamitan sama ibunya dan ewati juga. Assalamu’alaikum.

Sebulan lamanya setelah aku berkenalan dengan keluarganya. Aku meyakinkan diriku bahwa aku ini memang suka sama Ewati. Ternyata keputusan terakhir diputuskan bahwa aku memang suka sama Ewati hehe… (mengambil keputusan sendiri). Setelah berunding dengan keluargaku akhirnya keluargaku menyetujui kalau kita akan melamar si Ewati untuk menjadikan istriku. Pertimbanganku adalah daripada nanti lama – lama malah nambah dosa aja, mending langsung lamar saja itu gadis. Saat itu yang menjadi waliku adalah kakak kandungku sendiri, karena orangtuaku berada jauh di seberang sana. Akhirnya kami sampai dirumahnya pada tanggal yang ditentukan. Keluarga Ewati juga kelihatanya sudah bersiap – siap menyambut kedatangan kami. Kami masuk dan kakakku sebagai wali langsung aja to the point “kami atas nama keluarga besar bapak Suprapto mangundiharjo bapak dari Dimas Det Wahyudi, dan saya selaku wali wakil karena orangtua kami berhalangan dating kesini dikarenakan kendala jarak yang jauh. Maka kami bermaksud untuk mempersunting putri bapak. Dan kedepanya agar terjalin tali silaturahim yang kokoh.” Pada saat itu perasaaku campur aduk tidak karuan. Menunggu jawaban dari orangtua si Ewati. Hingga akhirnya keluarlah jawaban dari orangtuanya Ewati yang tidak lain adalah bapaknya sendiri, “kami sangat menghormati dan menghargai kedatangan pihak keluarga dari Dimas Det Wahyudi, dan kami merasa berbahagia menjalin silaturahim dengan keluarga saudara. Akan tetapi dengan pertimbangan sana – sini dan banyak hal yang lain pula, dan juga melihat keseriusan dari keluarga saudara kepada kami, maka dengan ini kami me…….” Det…det…. Bangun det sudah siang!! Mau berangkat kerja nda??.... kamu belum sholat subuh juga… banguuuunn….!!!!!! Tiba – tiba terdengar suara alarm hapeku berbunyi dengan kerasnya. Dan akupun terbangun.





No comments:

Post a Comment

Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!