Aku terbangun dari tidurku, saat itu ada bunyi yang sangat tidak mengenakkan di telingaku. Ternyata bunyi itu adalah bunyi hapeku yang sedang ada panggilan masuk. Setelah dicek, alamaak kulihat ada sepuluh kali panggilan tak terjawab dan itu adalah panggilan dari bossku. Setelah itu buru – buru aku menelpon balik ke bossku tersebut. Akhirnya telepon diangkatnya dan aku meminta maaf karena tidak sempat mengangkat telepon dari beliau. Dari nada bicaranya aku bisa menebak kalau bossku tersebut sangat kesal sekali padaku, tapi aku berusaha cuek dan bicara biasa saja. Ternyata maksud boss menelponku adalah untuk meminta aku agar pindah di tempat kerjaku yang baru. Aku dimutasi ke sebuah proyek baru yang baru dibuka belum lama ini, dan proyek tersebut berada di sebuah kampung pedalaman, maklum pertambangan tidak mungkin di kota kan. Karena itu adalah perintah atasan, maka aku meng iyakan saja. Setelah itu aku bersiap – siap untuk berangkat ke proyek baru tersebut. Tidak berapa lama mobil dating menjemputku, aku diantar dengan sebuah mobil Strada warna merah waktu itu. Dalam perjalanan aku hanya melihat di kanan – kiri hutan semua, tidak ada rumah penduduk sama sekali. Dan hutan itupun nama – nama pohonya aku tidak tahu sama sekali masih baru aku lihat juga.
Setelah perjalanan kurang lebih lima jam dari kota, akhirnya aku dan orang yang mengantarku sampai pada sebuah kampung. Disana memang benar – benar kampung pedalaman, baru pertama kali aku bertemu dengan orang yang seperti itu, memang aku sudah banyak membaca kebudayaan Indonesia, tapi bertemu dengan orangnya secara langsung tetap membuatku terkejut dan kagum. Penduduk kampung pedalaman tersebut aku rasa memang kurang bersahabat, mungkin karena memang aku baru kenal apa gimana aku tidak tahu, dan parahnya lagi kulihat disana tidak ada masjid samasekali, yang ada hanya sebuah gereja kecil yang sederhana dan tampak tidak terurus. Wah ternyata para misionaris sudah sampai sejauh ini ke pedalaman, kemana para ulama Indonesia yah, pikirku. Kebetulan dikampung itu ada orang yang memang sudah lancer berbahasa Indonesia, dialah yang menunjukan aku ke sebuah rumah sederhana tempat aku menginap yang memang sudah dipersiapkan untukku.
Malampun menjelang, setelah sholat isya aku bermaksud untuk istirahat dan tidur di kamar yang ada di rumah itu. Kebetulan aku menempati kamar itu sendirian, karena rumah itu besar dan terdapat tiga buah kamar, karena kami hanya berdua, maka kami menempati kamar masing – masing. Dan aku sebelum tidur tidak lupa berdoa dan membaca beberapa surat dan ayat kursi.
Tepat jam duabelas malam, entah mengapa ada suara bising yang membangunkanku, aku mendengar suara nyanyian senandung, sepertinya dinyanyikan oleh seorang wanita. Suara itu begitu jelas menusuk kedalam telinga. Aku terbangun dan terdiam sejenak untuk memastikan suara itu, namun suara itu semakin mendekat. Suara itu semakin jelas bahkan bisa kupastikan suara itu adalah suara wanita tua, karena nada yang keluar begitu terasa bergetar. Karena terdorong rasa penasaran akupun keluar dari kamarku. Aku keluar dengan membawa sebuah lilin, karena memang di pedalaman belum ada listrik yang masuk. Pada saat itu suasana begitu gelap pekat, hingga cahaya lilin yang aku bawa Cuma bisa menyinari dengan jarak kira – kira dua meter saja. Sebetulnya aku ingin membangunkan temanku untuk melihat suara nyanyian tersebut, tapi entah mengapa kakiku tetap berjalan sendiri menuju suara itu.
Sampai di pintu depan rumah tersebut aku agak ragu untuk melangkah keluar. Tapi karena aku sudah terlanjur melangkah akhirnya kubuka pintu itu pelan pelan. (kreeettdd…. Suara pintu yang kubuka pelan – pelan). Pas aku buka pintu depan rumah itu betapa terkejutnya aku, tiba – tiba angin bertiup kencang, dan lilin yang aku pegang mati. Aku sangat terkejut waktu itu, dengan tangan gemetar aku mencari korek api di saku celanaku, tapi Karena rasa gemetar itu tanganku seakan kaku dan susah menemukan apa yang aku cari itu. Sementara itu suara yang kudengar berhenti sejenak. Aku temukan korek itu dan buru – buru kunyalakan lilin itu lagi. Setelah lilin itu menyala, kulihat ada bayangan putih merobek pekatnya malam waktu itu, aku terkejut untuk kesekian kali, tapi aku tetap berani melangkah,sambil aku baca – baca surat Al Quran yang aku hafal aku mengikuti dimana bayangan tadi terlihat. Selangkah demi selangkah kakiku berjalan, tiba – tiba suara nyanyian itu terdengar kembali. Bahkan kudengar suara itu semakin ramai, kudengar kira – kira ada tiga orang yang bersuara, entah orang atau bukan yang penting tiga yang kudengar.
Tidak terasa langkahku sudah jauh, sampailah aku pada sebuah sungai kecil, disana air mengalir bergemericik, airnya begitu jernih waktu itu. Saat itulah aku kembali terkejut, dan kini aku benar – benar memuncak rasa keterkejutanku. Aku tak bisa bersuara, apalagi bergerak sungguh aku mati langkah ketika kulihat di ujung sungai sana beberapa sosok perempuan yang memakai pakaian serba putih dan panjang menjulur kedalam air yang mengalir. Rambutnya panjang dan hitam, mukanya begitu pucat. Dan salah seorang diantaranya menatapku dengan tajam. Mataku tak bisa terpejam kala itu, keringat bercucuran panas dan dingin, jantung serasa berhenti dan waktu serasa begitu lama. Tidak berapa lama, perempuan yang menatapku tadi tiba – tiba menghampiriku begitu cepat, dia mengarah kebelakangku dan menjulurkan nafas ke kepalaku, kemudian perempuan itu berteriak “kkkrriiiiiiiiiiiinnngggggggg……….!!!” Dengan rasa terkejut aku bangun, dan Alhamdulillah ternyata itu hanya mimpi.
Saat kulihat di hapeku ternyata sudah ada sepuluh kali panggilan, dan itu panggilan dari bossku, namun kali ini aku tak berani menelpon balik, biar saja boss marah. Hehehe……
Setelah perjalanan kurang lebih lima jam dari kota, akhirnya aku dan orang yang mengantarku sampai pada sebuah kampung. Disana memang benar – benar kampung pedalaman, baru pertama kali aku bertemu dengan orang yang seperti itu, memang aku sudah banyak membaca kebudayaan Indonesia, tapi bertemu dengan orangnya secara langsung tetap membuatku terkejut dan kagum. Penduduk kampung pedalaman tersebut aku rasa memang kurang bersahabat, mungkin karena memang aku baru kenal apa gimana aku tidak tahu, dan parahnya lagi kulihat disana tidak ada masjid samasekali, yang ada hanya sebuah gereja kecil yang sederhana dan tampak tidak terurus. Wah ternyata para misionaris sudah sampai sejauh ini ke pedalaman, kemana para ulama Indonesia yah, pikirku. Kebetulan dikampung itu ada orang yang memang sudah lancer berbahasa Indonesia, dialah yang menunjukan aku ke sebuah rumah sederhana tempat aku menginap yang memang sudah dipersiapkan untukku.
Malampun menjelang, setelah sholat isya aku bermaksud untuk istirahat dan tidur di kamar yang ada di rumah itu. Kebetulan aku menempati kamar itu sendirian, karena rumah itu besar dan terdapat tiga buah kamar, karena kami hanya berdua, maka kami menempati kamar masing – masing. Dan aku sebelum tidur tidak lupa berdoa dan membaca beberapa surat dan ayat kursi.
Tepat jam duabelas malam, entah mengapa ada suara bising yang membangunkanku, aku mendengar suara nyanyian senandung, sepertinya dinyanyikan oleh seorang wanita. Suara itu begitu jelas menusuk kedalam telinga. Aku terbangun dan terdiam sejenak untuk memastikan suara itu, namun suara itu semakin mendekat. Suara itu semakin jelas bahkan bisa kupastikan suara itu adalah suara wanita tua, karena nada yang keluar begitu terasa bergetar. Karena terdorong rasa penasaran akupun keluar dari kamarku. Aku keluar dengan membawa sebuah lilin, karena memang di pedalaman belum ada listrik yang masuk. Pada saat itu suasana begitu gelap pekat, hingga cahaya lilin yang aku bawa Cuma bisa menyinari dengan jarak kira – kira dua meter saja. Sebetulnya aku ingin membangunkan temanku untuk melihat suara nyanyian tersebut, tapi entah mengapa kakiku tetap berjalan sendiri menuju suara itu.
Sampai di pintu depan rumah tersebut aku agak ragu untuk melangkah keluar. Tapi karena aku sudah terlanjur melangkah akhirnya kubuka pintu itu pelan pelan. (kreeettdd…. Suara pintu yang kubuka pelan – pelan). Pas aku buka pintu depan rumah itu betapa terkejutnya aku, tiba – tiba angin bertiup kencang, dan lilin yang aku pegang mati. Aku sangat terkejut waktu itu, dengan tangan gemetar aku mencari korek api di saku celanaku, tapi Karena rasa gemetar itu tanganku seakan kaku dan susah menemukan apa yang aku cari itu. Sementara itu suara yang kudengar berhenti sejenak. Aku temukan korek itu dan buru – buru kunyalakan lilin itu lagi. Setelah lilin itu menyala, kulihat ada bayangan putih merobek pekatnya malam waktu itu, aku terkejut untuk kesekian kali, tapi aku tetap berani melangkah,sambil aku baca – baca surat Al Quran yang aku hafal aku mengikuti dimana bayangan tadi terlihat. Selangkah demi selangkah kakiku berjalan, tiba – tiba suara nyanyian itu terdengar kembali. Bahkan kudengar suara itu semakin ramai, kudengar kira – kira ada tiga orang yang bersuara, entah orang atau bukan yang penting tiga yang kudengar.
Tidak terasa langkahku sudah jauh, sampailah aku pada sebuah sungai kecil, disana air mengalir bergemericik, airnya begitu jernih waktu itu. Saat itulah aku kembali terkejut, dan kini aku benar – benar memuncak rasa keterkejutanku. Aku tak bisa bersuara, apalagi bergerak sungguh aku mati langkah ketika kulihat di ujung sungai sana beberapa sosok perempuan yang memakai pakaian serba putih dan panjang menjulur kedalam air yang mengalir. Rambutnya panjang dan hitam, mukanya begitu pucat. Dan salah seorang diantaranya menatapku dengan tajam. Mataku tak bisa terpejam kala itu, keringat bercucuran panas dan dingin, jantung serasa berhenti dan waktu serasa begitu lama. Tidak berapa lama, perempuan yang menatapku tadi tiba – tiba menghampiriku begitu cepat, dia mengarah kebelakangku dan menjulurkan nafas ke kepalaku, kemudian perempuan itu berteriak “kkkrriiiiiiiiiiiinnngggggggg……….!!!” Dengan rasa terkejut aku bangun, dan Alhamdulillah ternyata itu hanya mimpi.
Saat kulihat di hapeku ternyata sudah ada sepuluh kali panggilan, dan itu panggilan dari bossku, namun kali ini aku tak berani menelpon balik, biar saja boss marah. Hehehe……
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!