Pages

 

Wednesday, 20 July 2011

MENCELA MAKANAN

0 comments
Seperti biasa jam 10.00 pagi pak mandor sudah bersiap – siap untuk mengambil nasi bungkus jatah untuk makan siang karyawan. Memang kita sengaja mengambilnya agak pagi karena untuk mengantisipasi kalau ada karyawan yang tidak kebagian makanan. Setelah nasi sudah datang, maka seluruh karyawan bergantian mengambil masing – masing satu bungkus nasi. Bahkan ada juga yang mengambil 2 bungkus atau lebih karena ada temannya yang minta diambilkan. Banyak memang karyawan yang minta tolong temannya untuk mengambilkannya nasi sekalian, mungkin karena sudah capek kerja jadi agak malas untuk berjalan mengambil nasi. Begitulah berjalan setiap harinya.
Selesai mengambil makanan, para karyawan mencari tempat – tempat yang pas untuk menyantap makan siang mereka itu. Ada yang di tempat peristirahatan di lantai dua, ada yang pergi ke bawah pohon rindang, ada yang di pos sekuriti dan tempat lain yang sekiranya nyaman. Sepertinya tanpa disuruhpun kalau masalah makan itu mereka begitu antusias untuk menikmatinya. Bahkan mereka punya tempat – tempat faforit untuk makan siang, meskipun menunya sama saja tapi mungkin dengan suasana berbeda akan beda pula rasanya.
Namun hari ini ada sesuatu hal yang mengganjal di dalam pikiranku. Sebenarnya pikiran ini sudah lama ingin aku ungkapkan tapi belum ada waktu dan suasana yang tepat untuk mengungkapkannya. Sesuatu yang mengganjal dalam pikiranku adalah sering sekali diantara karyawan itu mencela makanan yang akan dimakannya itu. Mereka biasanya mencela makanan karena menunya itu – itu saja, atau karena sayurnya terlalu asin, atau kurang pedas, nasinya lembek, nasinya belum matang lah, dan banyak lagi celaan yang tidak bisa aku tuliskan disini. Dan anehnya, setelah mereka mencela makanan itu, mereka tetap memakannya juga, subhanallah. Mereka beralasan karena sudah terlanjur lapar ya mau tidak mau makan saja lah. Padahal baru saja mereka mencela makanan itu. Jadi apa yah nanti kalau di perut?
Padahal jika kita mempelajari sejarah Rosululloh Muhamad sholallohu ‘alaihiwassalam, beliau tidak pernah sama sekali untuk mencela makanan. Beliau sholallohu ‘alaihiwassalam jika dihidangkan makanan, jika beliau suka makan beliau memakannya dan jika beliau tidak suka maka beliau meninggalkannya dan tidak mencelanya. Tapi kebanyakan mereka itu apakah karena tidak tahu atau tidak mau tahu. Mereka dengan entengnya mencela makanan bahkan setelah mencela makanan itu, mereka memakannya, subhanallah. Apakah tidak ada rasa syukur di dalam hati mereka, sehingga semua hal yang diberikan kepada mereka maka tidak akan pernah cukup. Sungguh sangat menyedihkan melihat orang – orang seperti ini. Tidakkah pernah mereka lihat orang – orang yang berada di luar sana. Banyak orang – orang miskin yang bahkan untuk memakan sehari – hari saja susah. Banyak fakir miskin yang hanya memakan nasi dalam sehari satu kali. Banyak fakir miskin yang memakan nasi yang basi sisa orang yang buang di restoran. Ini sudah dimasakkan, sudah lengkap ada lauk pauk, ada sayur, ada minumnya manis pula, masih dicelanya. Astaghfirulloh…

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan jepang yaitu Dr. Masaru Emoto, ternyata air itu hidup. Menurut Dr. Masaru Emoto, air itu bisa mengerti bahasa manusia. Jika dikatakan kepada air itu kebaikan maka air akan membentuk seperti Kristal yang sangat indah, sebaliknya jika dikatakan kepada air tentang keburukan maka air tersebut akan membentuk seperti tidak karuan. Penelitian inilah yang semakin meyakinkan bahwa air itu hidup dan mengerti bahasa manusia. Maka tidak heran kalau ada orang yang sakit bisa sembuh hanya karena dengan air putih yang dibacakan doa. Karena doa adalah perkataan dari Allah subhanahu wata’ala yang penuh dengan kebaikan. Dan ternyata tidak hanya air saja yang mengerti bahasa manusia, benda – benda lain juga mengerti. Penelitian lain membuktikan bahwa makanan yang dikatai atau dicela lebih cepat busuk daripada makanan yang tidak dicela.
Dari fakta fakta tersebut bisa kita bayangkan kan bagaimana yang akan terjadi jika kita itu mencela makanan kita. Kalau aku sendiri sih ngeri membayangkan makanan yang masuk ke dalam perut kita setelah kita mencelanya. Membayangkan kalau makanan itu busuk ketika berada di dalam kerongkongan kita, naudzubillah. Buat temen – temen sekalian, marilah kita belajar bersyukur. Aku sendiri bukan orang yang pandai bersyukur, tapi setidaknya kita ada kemauan untuk mencoba untuk bersyukur. Lihatlah orang – orang yang levelnya berada di bawah kita, yang mereka untuk makan sehari – hari saja susah. Mulai sekarang jangan lagi mencela makanan, apalagi setelah dicela makanan itu tetap dimakan pula. Mau jadi apa perut kita nanti. Tirulah sang teladan kita Rasululloh sholallohu ‘alaihi wassalam, jika kita suka makanan itu maka kita makan, jika tidak suka maka tinggalkanlah dan jangan mencela makanan tersebut. Semoga bermanfaat. Kurang lebihnya mohon maaf.

Catatan : Buat teman – teman yang susah makan, yang sering tidak nafsu makan karena melihat menunya itu – itu saja, buat orang yang tidak suka makanan tertentu, buat orang yang makannya ingin enak terus, buat mereka yang masih suka mencela makanan, terutama buat diriku pribadi.

No comments:

Post a Comment

Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!