Pages

 

Tuesday, 26 June 2012

PARODI KEHIDUPAN DUNIA

0 comments

Di sebuah kota hiduplah dua keluarga yang saling berdampingan. Desa itu merupakan desa yang sangat luar biasa. Penduduknya semuanya pekerja keras. Mereka rajin bekerja, peras keringat banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi ada fenomena yang berlainan di antara dua rumah yang saling berdampingan tersebut. Rumah yang satunya sebut saja itu rumahnya pak cipluk (bukan nama sebenarnya), dan yang rumah satu lagi sebut saja rumahnya pak hasan (bukan nama sebenarnya).
Pak cipluk adalah seorang pekerja keras. Sepertinya hoby pak cipluk adalah bekerja sehingga dia tidak pernah mengeluh sedikitpun ketika bekerja. Karena semangatnya dan kerja kerasnyalah pak cipluk berhasil membeli rumah sendiri. Rumah pak cipluk tergolong mewah, karena rumahnya itu luas, memiliki banyak kamar dan ada dua tingkat. Fasilitas di dalam rumahnya juga lengkap. Ada AC, tivi, kulkas, dan macam – macam barang lain.
Sedangkan pak hasan adalah seorang penceramah di masjid – masjid. Kerjanya setiap hari adalah keliling masjid di perkotaan untuk memberikan pencerahan dan dakwah. Rumah pak hasan tergolong rumah yang sederhana. Rumahnya tidak besar sebesar rumah pak cipluk. Kamarnya hanya ada dua dan temboknya juga belum di plester semua. Fasilitas di dalamnya juga cuman ada radio kuno dan lemari pakaian keluarga, itu saja.
Roda kehidupan terus saja berputar. Hari demi hari tahun demi tahun terus saja berganti. Anehnya kedua tetangga itu tidak saling mengenal satu sama lain. Mereka hanya saling sapa ketika berpapasan dua arah saja. Dan itupun cuman dihiasi senyuman kecil saja tanpa sepatah katapun. Sebenarnya pak hasan ingin sekali bersilaturrahim ke tempat pak cipluk. Tapi memang pak cipluk itu setiap harinya selalu sibuk sehingga selalu tidak ada waktu buat para tetangganya.
Setiap hari pak cipluk berangkat kerja jam 5 pagi setelah adzan subuh berkumandang. Karena tempat kerja yang jauh dari rumah sehingga pak cipluk harus cepat – cepat berangkat. Dia relah untuk mengorbankan sholat subuhnya demi mengejar target datang ke tempat kerja tidak terlambat. Ya meskipun terkadang dia sholat subuh di jalan. Sepulang dari kerja pak cipluk sampai di rumah biasanya jam 18.00. setelah sholat maghrib pak cipluk tidak lantas beristirahat sejenak. Karena saking hobinya bekerja maka pak cipluk merasa tidak nyaman jika tidak beraktivitas. Akhirnya apapun dilakukannya. Mulai dari mengecat rumah, memperbaiki tembok yang rusak, memperbaiki jendela dan lain – lain. Kegiatan itu berlangsung terus menerus sepanjang hari. Pernah suatu ketika pak hasan pulang dari mengisi pengajian pada malam hari sekitar jam 23.00, dan ternyata pak cipluk masih beraktivitas dalam memperbaiki rumahnya. Subahanallah,,, pak cipluk memang pekerja keras. Seolah – olah rumahnya itu masih belum selesai dikerjakannya. Pokoknya adaaa saja yang diperbaiki dari rumahnya itu. Padahal rumahnya sudah tergolong rumah yang mewah dan sempurna. Tapi pak cipluk masihhh saja mengurusi rumah itu. Hingga lupa kewajiban beribadah kepada Allah. Lupa bersilaturrahim dengan tetangga. Dan lain sebagainya. Yang menjadi perhatian pak cipluk hanyalah bagaimana agar rumahnya itu selalu di perbaiki.
Di sisi lain, pak hasan seolah tidak perduli dengan keadaan rumahnya. Dia beserta istrinya itu terlihat jarang sekali memikirkan masalah rumah. Mungkin karena biaya perbaikan yang mahal dan pendapatan pas – pasan atau karena hal lain. Yang pasti pak hasan bukannya malas untuk mengurus rumah, karena rumahnya selalau bersih dan elok dilihat. Tapi perhatian pak hasan hanyalah tentang dakwah dan mengurusi orang banyak.
Pak hasan tidak seperti pak cipluk yang selalu ingin menyempurnakan bentuk rumahnya. Karena pakh hasan tau bahwa keadaan rumah tidak mungkin akan sempurna. Pak hasan sadar bahwa buatan manusia itu tidak mungkin sempurna, pasti ada kekurangannya terus,, termasuk rumah itu. Oleh karena itulah pak hasan tidak terlalu pusing – pusing memperindah rumahnya itu, yang penting bersih dan suci itu saja sudah cukup. Dan pak hasan bisa lebih fokus untuk mengurusi problematika umat daripada sibuk mengurusi rumah yang tidak bisa dibawa kemana – mana.
Suatu ketika tanpa di duga – duga bencana alam melanda kota tempat mereka tinggal. Gempa bumi sebesar 7.8 skala richer menerjang kota yang begitu asri. Kejadian itu berlangsung begitu cepat ketika semua penduduk kota sedang tidur pulas. Seluruh tatanan kota hancur, jalanan aspal retak, gedung – gedung pada retak, sebagian ambruk. Rumah – rumah warga juga tak bisa terhindar dari amuk bumi tersebut. Termasuk rumah dari pak cipluk dan pak hasan. Kedua rumah tersebut tersapu rata dengan tanah tanpa tersisa sedikitpun yang berdiri. Seluruh penghuni kedua rumah tersebut tidak ada yang selamat.
Pak cipluk ditemukan tewas di tengah puing – puing rumahnya bermandikan cat warna merah darah. Di tangannya memegang kuas dan ember kecil berisi cat yang masih basah. Sedangkan pak hasan ditemukan tewas di tengah – tengah reruntuhan bangunan sederhana. Dia terlihat sedang sujud di atas sajadah bergambarkan ka’bah berwarna merah.
--Selesai--

No comments:

Post a Comment

Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!