Hari ini pekerjaanku sungguh agak ringan. Seharian hanya mengerjakan satu kali laporan. Biasanya stiap waktu harus lapor sana – sini. Untuk mengisi waktu luang tersebut aku buka – buka komputerku dan bermaksud untuk bermain game di dalamnya. Setelah beberapa kali klik akhirnya aku temukan game yang kelihatannya menarik. Kubuka game tersebut dan kucoba memainkannya. Tidak disangka ough padahal ini hanya game buat anak kecil, akan tetapi kok begitu susahnya aku untuk memainkannya. Berkali – kali aku gagal dalam setiap level. Untuk bisa melewati level satu saja aku harus mengulanginya hingga mungkin lebih sepuluh kali. Sampai di level kedua mungkin aku lebih banyak mengulang game tersebut. Hingga puncaknya sampai pada level ketiga, aku benar – benar sudah tidak sabar lagi. Aku sudah mengulanginya berkali – kali tapi tetap saja tidak berhasil. Karena sudah berkali – kali tidak berhasil aku mulai merasa stress dengan game yang aku mainkan itu. Aku mulai merasa kesal dengan diriku sendiri. Aku juga mulai kesal dengan game tersebut. Tanpa disadari aku sudah dibuat stress oleh sebuah permainan anak – anak. Astaghfirulloh… menyadari aku sudah stress dengan game itu aku segera mengakhiri game tersebut dan langsung mematikan komputerku itu. Huuffhh…. Sedikit lega, meski masih kepikiran. Mungkin karena rasa penasaran yang tidak tercurahkan kali yah.
Sampai dituliskannya cerita ini, akupun masih merenungkan betapa ternyata hal yang sepele saja bisa membuat kita menjadi stress, termasuk game tadi. Bahkan aku berniat untuk menghilangkan bosan dengan main game tapi yang didapat malah perasaan yang tidak enak. Kenapa bisa begitu yah? Kalau boleh menjawab sebenarnya yang membuat kita stress itu bukanlah game itu tadi, tapi yang membuat kita stress adalah karena kita tidak siap untuk menerima kekalahan. Yah karena dalam game tersebut aku kalah terus bahkan sudah mengulang berkali – kali tapi masih saja kalah akhirnya karena aku menganggap ini adalah permainan anak kecil, aku tidak bisa jadinya aku stress. Sesungguhnya jika aku tidak menganggap remeh game tadi pasti tidak akan sepusing ini. Inilah yang menyebabkan kita stress. Karena otak kita tidak siap menerima kenyataan yang tak terduga.
Sebenarnya banyak fenomena seperti ini, yang bisa membuat kita menjadi stress secara mendadak. Selain kalah dalam game, ternyata menonton acara olah raga juga bisa bikin stress. Misalkan kita menonton sepak bola, tinju, atau balap motor, jika jagoan kita kalah atau tidak menang maka kita sebagai supporter bisa menjadi stress. Banyak contohnya pas ketika pemain timnas Indonesia berlaga dalam piala Asia beberapa bulan silam. Karena dalam laga – laga awal timnas Indonesia selalu menang, dan seluruh pemain dan supporter optimis akan meraih piala juara, maka ketika timnas Indonesia kalah dalam laga final melawan Malaysia, banyak supporter yang stress dan frustasi hingga timbulah omelan, cemoohan, ejekan atau bahkan sumpah serapah. Itu semua disebabkan karena otak kita belum bisa menerima kekalahan itu tadi. Coba kalau yang sudah siap menerima kekalahan itu, mereka tenang – tenang saja, namanya juga permainan ada kalah dan ada yang menang, ucap mereka. Tapi setiap manusia kan beda – beda yah. Ya memang setiap manusia itu memang berbeda tingkat pemahamannya, berbeda tingkat nalarnya, tapi setidaknya manusia yang cerdas itu mau belajar. Belajar menerima kekalahan, belajar legowo, dan belajar menerima kenyataan buruk.
Memang terkadang kita sangat susah melupakan kenyataan pahit yang kita alami, seperti aku tadi tu. Tapi mau bagaimana lagi, itu kan sudah terjadi, kita mau stress sampai bertahun – tahun juga tidak bakalan bisa merubah yang sudah terjadi. Dan yang aku amati, setiap manusia pasti selalu akan bertemu dengan kenyataan pahit, misalnya : kehilangan sesuatu, berbuat kesalahan (bahkan kesalahan fatal), dilecehkan orang, dihina, ditipu, kalah, gagal, tidak lulus ujian, di PHK, jatuh, dan lain – lain. Jika kita tidak siap dengan semua itu maka dijamin kita itu akan stress entah untuk berapa lama. Bagaimana mengatasi itu semua? Nah untuk mengatasi itu aku punya cara yang jitu,
1. Persiapkan dirimu untuk menerima hal yang paling buruk
Persiapan ini menurut aku sangat penting sekali. Bayangkanlah hal terburuk yang mungkin terjadi, jadi nanti kalau hal buruk itu yang memang terjadi kita sudah siap untuk menghadapinya. Dan kalau hal buruk itu tidak terjadi, maka kita akan lebih senang bukan?.
2. Sadarilah bahwa seburuk apapun yang terjadi padamu, itulah yang terbaik menurut Allah
Apapun yang terjadi pasti semua itu sudah menjadi ketetapan dari Allah subhanahu wata’ala. Maka jika sudah begitu kita hanya manusia yang tidak tahu apa – apa. Ketahuilah bahwa yang lebih mengetahui yang terbaik buat kita hanyalah Allah subhanahu wata’ala, jadi menerima ketetapan –Nya itu adalah lebih baik daripada mengeluh.
3. Bersabarlah, karena dunia ini bagai roda yang berputar
Manusia tidak mungkin selalu berada di bawah, artinya manusia itu tidak mungkin sedih terus dalam hidupnya. Pasti ada saat – saat yang membuat kita bahagia. Roda itu berputar, pikirkanlah kata – kata itu dalam pikiran kita, hingga itu bisa menjadi kekuatan buat kita untuk bangkit dari keterpurukan kita. Kita harus bisa memutar roda kehidupan kita alias selalu berusaha. Semangat okeyy…..
4. Bersyukur
Sadarilah bahwa dengan bersyukur nikmat kita di dunia akah semakin bertambah. Nikmat sekecil apapun maka kita harus mensyukurinya, karena sejatinya manusia hidup di dunia ini penuh dengan kenikmatan. Bahkan jika kita menghitung nikmat yang diberikan Allah kepada kita, kita tidak akan mampu menghitungnya. Bahkan jika air laut menjadi tinta, maka tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat yang diberikan oleh Allah.
Semoga bermanfaat. Ini hanya sekelumit opini pribadi yang mungkin banyak salahnya ketimbang benarnya. Untuk itu aku mohon maaf jika ada yang salah.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh…
Saturday, 11 June 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!