Tidak terasa duapuluh dua lilin kehidupan telah menyala menyambut hidupku selama ini. Tanpa kusadari waktu telah memaksaku untuk berjalan mengiringi usia yang semakin bertambah. Meski dalam pikiranku aku merasa baru saja melihat dunia yang indah ini, namun waktu telah berbicara lain. Kini aku sadari aku sudah tak lagi seperti bayi yang selalu meminta dengan tangisku. Akupun telah menyadari aku bukanlah anak kecil yang selalu memaksakan keinginanku dengan perbuatan nakalku. Kini aku telah dewasa, aku telah melewati saat – saat remaja yang begitu penuh dengan warna. Terkadang aku terbuai dengan kenanganku saat masa kecilku yang penuh dengan tawa dan bahagia. Terkadang aku ingin kembali merasakan masa kanak – kanak yang selalu mendapat perhatian dari siapapun. Namun aku tersadar, aku sudah terlalu dewasa untuk selalu berkhayal yang tidak mungkin terjadi. Aku tidak mungkin bisa memutar waktu untuk kembali menikmati saat – saat aku kecil dahulu.
Seiring dengan waktu yang berjalan ini dan waktu yang telah berlalu, ternyata banyak hitam putih yang aku alami. Namun hitam putih kehidupan merupakan penyempurna kehidupan ini. Tidak sedikit keinginanku ini yang belum tercapai hingga aku menuliskan kisah ini. Juga tidak sedikit pula sesuatu yang tercapai diluar dugaanku selama ini. Semua mewarnai jalan hidupku dengan harmonis. Meskipun terkadang sebagai manusia terbesit rasa keluh dalam pikiranku saat menghadapi masa – masa sulit yang kuhadapi. Namun semua itu segera terbayarkan dengan kebahagiaan yang tak pernah disangka – sangka. Bagiku kehidupan itu hanyalah bersabar dan bersyukur. Begitulah setidaknya yang aku pahami dari para orang – orang bijak dan ahli dalam agama yang aku temui. Yaitu kita harus bersabar ketika menghadapi masa – masa sulit, dan bersyukur meskipun hanya diberikan sedikit kenikmatan dalam kehidupan. Itulah kebahagiaan yang hanya bisa dinikmati oleh orang – orang mukmin.
Sampai hari ini telah aku tuliskan beribu harapan di atas kertas kehidupan yang begitu luas. Hingga saat ini aku masih menulis dan menulis untuk mencoba mendekat kepada Sang Maha Pemberi. Karena telah kubaca isyarat dari-Nya, bahwa siapa saja yang meminta kepada-Nya maka pasti akan dikabulkan-Nya. Meski dalam berlalunya waktu, sebagai manusia biasa aku hanya mengerutu ketika harapanku tak kunjung datang. Sebagai manusia aku selalu menuntut lebih dari yang telah aku dapatkan. Namun aku juga tersadar, Allah lebih mengerti yang terbaik buat aku. Allah lebih mengerti kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan harapanku. Dan Allah lebih mengerti pengganti yang lebih baik ketika Dia tidak memberikan apa yang aku minta. Tuhan lebih mengerti aku daripada aku sendiri. Maka aku hanya bisa menuliskan seluruh harapanku di atas kertas kehidupan ini. Aku hanya bisa melukis di atas kanvas yang seluas langit dan bumi ini. Dan aku berusaha berlari menggapai harapanku dengan kedua kaki yang telah Allah berikan buat aku.
Jika kurenungkan usia yang semakin bertambah ini, maka sebenarnya telah ada yang berkurang seiring detak waktu yang berputar. Yah… aku sadari jatah hidup di dunia ini telah berkurang sejalan lurus dengan waktu yang tak pernah berhenti. Dengan berkurangnya jatah untuk menikmati kehidupan ini maka waktu untuk bermunajat kepada Allah juga semakin sempit. Dengan berkurangnya jatah hidup ini maka aku harus berhati – hati dalam menjalani sisa hidup yang tak aku ketahui akhirnya. Hidupku bisa saja berakhir besok, lusa, dua hari lagi, dua bulan, bahkan dua tahun, aku tidak mengetahuinya. Aku tidak mengetahui pastinya aku dapat jatah hidup berapa lama di dunia ini. Seperti halnya gunung yang tak tahu kapan ia akah hancur, seperti halnya ombak yang tak tahu kapan ia akan berhenti, seperti halnya mentari yang tak tahu kapan ia akan padam. Maka aku hanya akan menanti, menanti yang tak pernah membosankan yaitu menanti ajal.
Yaa Allah,, di penghujung kehidupan ini aku berharap padamu. Berikanlah keberkahan di setiap nafas yang berhembus dari dalam diriku, berikanlah keberkahan dari setiap tetes keringat yang kucurahkan dalam memenuhi kehidupanku. Ridhoilah aku dalam setiap langkahku sejengkal demi sejengkal perjalanan. Wujudkanlah harapanku dengan cara-Mu yang indah, meskipun terkadang keindahan menurut-Mu tak sejalan dengan pikiranku, namun aku tahu itulah cara yang terbaik yang pernah ada. Aku akan ikhlas menerima setiap apa yang telah ditetapkan oleh-Mu sebagai yang terbaik buat kami. Demikianlah sedikit kutulis harapan dari beribu harapan yang kuminta dalam setiap sujudku. Aamiin…..
(Tenggarong, 23 Juni 2011)
Seiring dengan waktu yang berjalan ini dan waktu yang telah berlalu, ternyata banyak hitam putih yang aku alami. Namun hitam putih kehidupan merupakan penyempurna kehidupan ini. Tidak sedikit keinginanku ini yang belum tercapai hingga aku menuliskan kisah ini. Juga tidak sedikit pula sesuatu yang tercapai diluar dugaanku selama ini. Semua mewarnai jalan hidupku dengan harmonis. Meskipun terkadang sebagai manusia terbesit rasa keluh dalam pikiranku saat menghadapi masa – masa sulit yang kuhadapi. Namun semua itu segera terbayarkan dengan kebahagiaan yang tak pernah disangka – sangka. Bagiku kehidupan itu hanyalah bersabar dan bersyukur. Begitulah setidaknya yang aku pahami dari para orang – orang bijak dan ahli dalam agama yang aku temui. Yaitu kita harus bersabar ketika menghadapi masa – masa sulit, dan bersyukur meskipun hanya diberikan sedikit kenikmatan dalam kehidupan. Itulah kebahagiaan yang hanya bisa dinikmati oleh orang – orang mukmin.
Sampai hari ini telah aku tuliskan beribu harapan di atas kertas kehidupan yang begitu luas. Hingga saat ini aku masih menulis dan menulis untuk mencoba mendekat kepada Sang Maha Pemberi. Karena telah kubaca isyarat dari-Nya, bahwa siapa saja yang meminta kepada-Nya maka pasti akan dikabulkan-Nya. Meski dalam berlalunya waktu, sebagai manusia biasa aku hanya mengerutu ketika harapanku tak kunjung datang. Sebagai manusia aku selalu menuntut lebih dari yang telah aku dapatkan. Namun aku juga tersadar, Allah lebih mengerti yang terbaik buat aku. Allah lebih mengerti kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan harapanku. Dan Allah lebih mengerti pengganti yang lebih baik ketika Dia tidak memberikan apa yang aku minta. Tuhan lebih mengerti aku daripada aku sendiri. Maka aku hanya bisa menuliskan seluruh harapanku di atas kertas kehidupan ini. Aku hanya bisa melukis di atas kanvas yang seluas langit dan bumi ini. Dan aku berusaha berlari menggapai harapanku dengan kedua kaki yang telah Allah berikan buat aku.
Jika kurenungkan usia yang semakin bertambah ini, maka sebenarnya telah ada yang berkurang seiring detak waktu yang berputar. Yah… aku sadari jatah hidup di dunia ini telah berkurang sejalan lurus dengan waktu yang tak pernah berhenti. Dengan berkurangnya jatah untuk menikmati kehidupan ini maka waktu untuk bermunajat kepada Allah juga semakin sempit. Dengan berkurangnya jatah hidup ini maka aku harus berhati – hati dalam menjalani sisa hidup yang tak aku ketahui akhirnya. Hidupku bisa saja berakhir besok, lusa, dua hari lagi, dua bulan, bahkan dua tahun, aku tidak mengetahuinya. Aku tidak mengetahui pastinya aku dapat jatah hidup berapa lama di dunia ini. Seperti halnya gunung yang tak tahu kapan ia akah hancur, seperti halnya ombak yang tak tahu kapan ia akan berhenti, seperti halnya mentari yang tak tahu kapan ia akan padam. Maka aku hanya akan menanti, menanti yang tak pernah membosankan yaitu menanti ajal.
Yaa Allah,, di penghujung kehidupan ini aku berharap padamu. Berikanlah keberkahan di setiap nafas yang berhembus dari dalam diriku, berikanlah keberkahan dari setiap tetes keringat yang kucurahkan dalam memenuhi kehidupanku. Ridhoilah aku dalam setiap langkahku sejengkal demi sejengkal perjalanan. Wujudkanlah harapanku dengan cara-Mu yang indah, meskipun terkadang keindahan menurut-Mu tak sejalan dengan pikiranku, namun aku tahu itulah cara yang terbaik yang pernah ada. Aku akan ikhlas menerima setiap apa yang telah ditetapkan oleh-Mu sebagai yang terbaik buat kami. Demikianlah sedikit kutulis harapan dari beribu harapan yang kuminta dalam setiap sujudku. Aamiin…..
(Tenggarong, 23 Juni 2011)
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!