Setiap kehidupan pasti selalu membutuhkan interaksi dengan yang lain. Dalam pelajaran di sekolah kita diajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam interaksinya dengan orang lain tidak dapat dipungkiri pasti selalu timbul dengan apa yang namanya konflik. Entah konflik yang sengaja dibuat atau konflik yang tidak disadari timbulnya. Nah timbulnya konflik inilah yang sering membuat hubungan sosial antara manusia terganggu. Akan tetapi tidak semua konflik itu menimbulkan perpecahan. Terkadang setelah terjadinya konflik itu malah bisa membuat hubungan interaksi menjadi semakin erat. Biasanya konflik terjadi dikarenakan terjadi kesalahpahaman antara dua pihak yang bertikai. Bisa jadi karena perbedaan pengertian atau memang ketidaktahuan diantara mereka yang terlibat konflik. Untuk menghindari konflik terjadi maka dibuatlah aturan baku. Aturan baku dibuat sedemikian rupa agar persepsi diantara keseluruhan pihak menjadi satu, sehingga tidak terjadi lagi yang namanya salah paham.
Untuk dapat menjalankan aturan yang baku yang telah ditetapkan dibutuhkan sebuah komitmen. Tanpa sebuah komitmen maka aturan sebagus apapun yang dibuat maka akan sia – sia saja alias tidak berguna. Menurut saya komitmen adalah salah satu unsur yang terpenting dalam sebuah aturan. Karena dengan adanya komitmen yang mengikat sebuah aturan maka pihak manapun tidak boleh untuk melanggarnya. Apabila ada pihak – pihak yang melanggar komitmen tersebut maka bisa dikatakan mereka adalah pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pernah saya jumpai di suatu perusahaan yang lumayan besar, di perusahaan tersebut memiliki aturan yang cukup ketat. Setiap karyawan yang ingin mengajukan ijin atau mengajukan apapun, harus melalui prosedur yang rumit. Sebagai contoh ketika karyawan ingin mengajukan ijin ketika ada kepentingan keluarga, maka si karyawan tersebut harus membuat sebuah surat ijin yang bertandatangan, kemudian surat itu dikasihkan kepada kepala bagian terkait, setelah itu surat itu disampaikan kepada atasan yang tertinggi di cabang perusahaan tersebut, belum cukup sampai disitu, dari atasan cabang tersebut masih harus diinformasikan ke pemilik saham. Wahwah…. Betapa susahnya yah perusahaan tersebut. Tapi memang itulah sebuah peraturan. Jika ada salah satu karyawan saja melanggar maka otomatis SP siap menanti. Begitulah aturan baku sebuah perusahaan, dan semua karyawan sudah mengetahui aturan tersebut dan telah berjanji / berkomitmen untuk menjalankan aturan tersebut. Maka perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Komitmen ini mengikat pada semua pihak dari atasan sampai bawahan tidak terkecuali. Akan tetapi uniknya di Negara ini terkadang sebuah aturan atau kesepakatan hanya berlaku bagi bawahan. Seolah – olah seorang yang menjadi atasan ini memiliki kewenangan khusus untuk melanggar sebuah komitmen yang dibuatnya sendiri. Contoh saja dulu pas aku masih sekolah dasar, pak guru waktu itu mewanti – wanti agar anak didiknya jangan sampai ada yang merokok. Jika ketahuan siapa saja diantara siswa merokok maka akan dihukum. Akan tetapi, malahan gurunya sendiri yang merokok di depan siswa pada waktu mengajar. Inilah yang aku bilang unik. Maka bisa ditebak, tidak semua teman – temanku mematuhi aturan tersebut. Temanku yang bandel bin nakal masih tetap saja merokok, karena gurunya juga merokok. Maka siapa yang salah, aturannya apa orangnya?. Ada satu kasus lagi, di sebuah perusahaan yang terdapat peraturan yang ketat, eeh… malah Manajernya sendiri yang melanggar. Waduh waduuuh…. Kalau sudah begini untuk apa peraturan dibuat coba? Ada lagi di tivi yang belum lama ini aku lihat, salah satu partai besar di Indonesia yang jargonnya dulu adalah “Katakan tidak!! Pada korupsi” eehh.. malah sekarang kadernya banyak yang korupsi. Itu artinya apa, artinya mereka tidak bisa memegang komitmen mereka sendiri. Akibatnya ya kita lihat saja nanti. Hehe….
Dengan nada bercanda temanku bilang “peraturan itu dibuat untu dilanggar”. Hush!! Akan tetapi jika dipikirkan tidak pakai otak memang begitu sih, coba kalau tidak ada aturan kan tidak ada yang dilanggar kan? Hehe…. Tapi kan kita semua punya otak. Bagi yang punya otak pasti berpikir kalau peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan ini supaya tidak terjadi konflik. Dan untuk menjalankan peraturan itu dibutuhkan komitmen. Coba bayangkan kalau dunia ini tanpa aturan, maka kehidupan ini bagaikan rimba yang sangat tidak menyenangkan. Bayangkan jika hukun nikah tidak ada, maka manusia bisa seenaknya sendiri menyalurkan naluri seksualnya di pinggiran jalan, hiiihhh… mengerikan sekali. Sekarang yang sudah ada peraturan saja banyak yang melanggar. Apalagi kalau tidak ada aturan.
Itu semua kembali pada diri kita masing – masing dalam menyikapi peraturan yang ada. Apakah kita mau berkomitmen untuk mematuhinya atau tidak. Jika peraturan yang kita langgar adalah peraturan manusia, maka kita harus mempertanggungjawabkan di dunia saja. Coba kalau peraturan Allah yang dilanggar. Apa tidak berbahaya nanti, kalaupun tidak kena di dunia pasti nanti akan kena di akherat, dan ini lebih menakutkan. Untuk itulah pentingnya sebuah komitmen, marilah kita mulai dari diri sendiri mulai berkomitmen terhadap aturan – aturan yang benar. Terutama aturan yang berasal dari Sang Pencipta kehidupan yaitu Allah subhanahu wata’ala. Mari kita berkomitmen untu sholat tepat waktu, untuk bersedekah secara rutin, membaca Al Qur’an secara rutin, sholat tahadjud setiap malam, sholat dhuha dan lain sebagainya sebanyak mungkin. Karena jika kita sudah berkomitmen untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, insya Allah, Allah akan membantu kita untuk melaksanakannya. Katakanlah pada diri kita bahwa semua itu mudah dengan ridho dari Allah subhanahu wata’ala. Setelah itu semua terlaksana maka keep istiqomah….
Orang yang baik pasti akan selalu mematuhi peraturan dengan baik. Orang yang pintar pasti akan selalu berkomitmen dalam hatinya untuk selalu istiqomah dalam menjalankan kebaikan. Orang yang cerdas pasti akan mengerti bahwa semua buat kebaikan kita semua. Semoga kita termasuk orang yang cerdas.
Dipersilakan untuk kritiknya yang membangun, jika ada salah – salah kata. Hehe….
Wednesday, 22 June 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!