Kita sama – sama tahu jika di bulan ramadhan ini syetan – syetan dibelenggu, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Itu artinya kita lebih mudah dalam beribadah karena tidak ada syetan lagi yang menggoda kita. Akan tetapi masih saja ada orang yang mengaku islam tapi dia tidak melaksanakan puasa ramadhan. Masih saja ada orang yang mengaku islam melakukan puasa sih iya, tapi tidak sholat lima waktu. Masih saja ada orang biar sudah puasa, sholat lima waktu tapi kok masih saja melakukan ghibah. Kok bisa begitu yah? Padahal syetan sebagai sumber godaan negatif sudah dibelenggu. Apa sebenarnya yang terjadi.
Ketika ditanya kenapa dia tidak berpuasa, ternyata dengan enteng dia menjawab kalau pekerjaanya itu berat jadi tidak mungkin bisa puasa. Astaghfirulloh. Pekerjaan untuk mencari nafkah buat keluarga itu wajib, tapi kewajiban itu telah membuat kita melanggar kewajiban yang lain. Sesungguhnya ini tidak bisa dibenarkan. Alasan seperti ini adalah alasan yang mengada – ada. Karena disisi lain, ada juga seorang dengan pekerjaan yang sama dengan orang tadi (yang tidak puasa) dan mereka tetap bisa puasa dengan sempurna. Yang jadi masalah disini sesungguhnya adalah ada niat atau tidak. Orang – orang yang mengatakan tidak berpuasa karena pekerjaan yang berat sesungguhnya telah menjadikan pekerjaan itu menjadi syetan baginya. Karena syetan yang sesungguhnya kan sudah dibelenggu, nah pekerjaan ini ternyata telah menjadi syetan yang nyata bagi mereka. Begitu juga berbagai macam alasan bagi mereka yang tidak mau berpuasa dan beribadah di bulan ramadhan ini, mereka telah menjadikan “alasan” sebagai syetan mereka yang mereka ciptakan sendiri.
Jika kita amati lagi sesungguhnya ternyata ada yang tidak siap untuk menjalankan puasa itu sendiri. Mereka tidak siap karena mereka sudah terbiasa dengan rutinitas sehari – hari yang makan sebanyak tiga kali sehari, kemudian harus menahan lapar. Karena kegiatan yang sudah rutin dikerjakan setiap hari memang tidak mudah untuk kita rubah. Disinilah pentingnya kita melakukan puasa. Banyak para ustadz yang bilang bahwa sesungguhnya puasa adalah terapi. Terapi kita untuk membiasakan hidup yang islami, sehingga sehabis puasa nanti diharapkan terapi ini akan berhasil dan kita menjadi insan yang islami dalam hidup.
Setelah selama sebelas bulan kita banyak melalaikan kewajiban kita. Selama sebelas bulan kita banyak melakukan kemaksiatan. Sebelas bulan kita melakukan banyak dosa. Sehingga seolah – olah kita sudah terbiasa dengan melakukan hal itu dengan tanpa merasa berdosa. Kini dengan adanya bulan ramadhan, kita diharuskan menahan segala nafsu jelek. Di bulan ramadhan kita diharuskan menahan amarah, menahan diri dari berbuat hal yang sia – sia termasuk merokok, dan lain – lain. Di bulan ramadhan ini kita diharuskan meminta ampun dan mengoreksi diri apakah selama sebelas bulan yang sudah dilalui kita lebih banyak amal ibadah, atau malah lebih banyak berbuat dosa. Inilah terapi yang sangat penting dilakukan oleh insan yang beriman. Sehingga diharapkan setelah ramadhan sudah berlalu kita menjadi insan yang tidak mudah mengumbar amarah, tidak mudah berbuat maksiat, dan tidak melakukan hal yang sia – sia.
Nah jika sudah begitu maka kita jangan sampai beralasan apapun, atau menciptakan syetan yang baru dalam diri kita. Karena semua syetan sudah dipenjara dan dibelenggu oleh Allah. Jangan jadikan pekerjaan menjadi syetan kita. Jangan biarkan panas matahari menjadi syetan bagi kita. Marilah kita luruskan niat kita. Karena jika kita sudah berniat yang kuat dalam hati, maka halangan apapun tidak akan mampu menggoyahkan niat kita. Jadikanlah ramadhan sebagai momentum untuk kita melakukan terapi kebaikan. Sehingga seusai ramadhan nanti kita menjadi generasi yang islami. Generasi yang takut terhadap Allah saja. Generasi yang taat kepada aturan Allah. Sehingga kita benar – benar menjadi orang yang bertitel “Takwa”. Aamiin.
Tenggarong, 3 Agustus 2011
Ketika ditanya kenapa dia tidak berpuasa, ternyata dengan enteng dia menjawab kalau pekerjaanya itu berat jadi tidak mungkin bisa puasa. Astaghfirulloh. Pekerjaan untuk mencari nafkah buat keluarga itu wajib, tapi kewajiban itu telah membuat kita melanggar kewajiban yang lain. Sesungguhnya ini tidak bisa dibenarkan. Alasan seperti ini adalah alasan yang mengada – ada. Karena disisi lain, ada juga seorang dengan pekerjaan yang sama dengan orang tadi (yang tidak puasa) dan mereka tetap bisa puasa dengan sempurna. Yang jadi masalah disini sesungguhnya adalah ada niat atau tidak. Orang – orang yang mengatakan tidak berpuasa karena pekerjaan yang berat sesungguhnya telah menjadikan pekerjaan itu menjadi syetan baginya. Karena syetan yang sesungguhnya kan sudah dibelenggu, nah pekerjaan ini ternyata telah menjadi syetan yang nyata bagi mereka. Begitu juga berbagai macam alasan bagi mereka yang tidak mau berpuasa dan beribadah di bulan ramadhan ini, mereka telah menjadikan “alasan” sebagai syetan mereka yang mereka ciptakan sendiri.
Jika kita amati lagi sesungguhnya ternyata ada yang tidak siap untuk menjalankan puasa itu sendiri. Mereka tidak siap karena mereka sudah terbiasa dengan rutinitas sehari – hari yang makan sebanyak tiga kali sehari, kemudian harus menahan lapar. Karena kegiatan yang sudah rutin dikerjakan setiap hari memang tidak mudah untuk kita rubah. Disinilah pentingnya kita melakukan puasa. Banyak para ustadz yang bilang bahwa sesungguhnya puasa adalah terapi. Terapi kita untuk membiasakan hidup yang islami, sehingga sehabis puasa nanti diharapkan terapi ini akan berhasil dan kita menjadi insan yang islami dalam hidup.
Setelah selama sebelas bulan kita banyak melalaikan kewajiban kita. Selama sebelas bulan kita banyak melakukan kemaksiatan. Sebelas bulan kita melakukan banyak dosa. Sehingga seolah – olah kita sudah terbiasa dengan melakukan hal itu dengan tanpa merasa berdosa. Kini dengan adanya bulan ramadhan, kita diharuskan menahan segala nafsu jelek. Di bulan ramadhan kita diharuskan menahan amarah, menahan diri dari berbuat hal yang sia – sia termasuk merokok, dan lain – lain. Di bulan ramadhan ini kita diharuskan meminta ampun dan mengoreksi diri apakah selama sebelas bulan yang sudah dilalui kita lebih banyak amal ibadah, atau malah lebih banyak berbuat dosa. Inilah terapi yang sangat penting dilakukan oleh insan yang beriman. Sehingga diharapkan setelah ramadhan sudah berlalu kita menjadi insan yang tidak mudah mengumbar amarah, tidak mudah berbuat maksiat, dan tidak melakukan hal yang sia – sia.
Nah jika sudah begitu maka kita jangan sampai beralasan apapun, atau menciptakan syetan yang baru dalam diri kita. Karena semua syetan sudah dipenjara dan dibelenggu oleh Allah. Jangan jadikan pekerjaan menjadi syetan kita. Jangan biarkan panas matahari menjadi syetan bagi kita. Marilah kita luruskan niat kita. Karena jika kita sudah berniat yang kuat dalam hati, maka halangan apapun tidak akan mampu menggoyahkan niat kita. Jadikanlah ramadhan sebagai momentum untuk kita melakukan terapi kebaikan. Sehingga seusai ramadhan nanti kita menjadi generasi yang islami. Generasi yang takut terhadap Allah saja. Generasi yang taat kepada aturan Allah. Sehingga kita benar – benar menjadi orang yang bertitel “Takwa”. Aamiin.
Tenggarong, 3 Agustus 2011
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!