Duhai langit yang selalu menurunkan hujan
Maafkanlah aku, saat ini tak mampu lagi menjaga hujan yang kau turunkan
Hingga dengan hujan ini manusia menjadi tersiksa
Banjir dimana – mana tanah longsor tak tertahan lagi
Maafkanlah aku pula wahai mentari
Aku yang tak mampu lagi menjaga sinar yang kau berikan padaku
Hingga dengan sinarmu, manusia menjadi tersiksa
Tanah yang subur kini tlah mengering bagaikan gurun yang begitu panas.
Aku sudah terlalu tua, aku terlalu lemah menahan beban ini
Sungguh kini kurasakan sakit yang tak mampu ku lukiskan
Sedih bercampur dengan kesal, dihariku yang semakin tua
Ternyata manusia tak mau lagi merawatku
Aku bagaikan yatim piatu dalam hidup ini, tak ada satupun yang peduli dengan keadaanku
Manusia yang seharusnya menjagaku menjadi terlalu serakah
Mereka menebang pohon – pohon yang menjadi nyawa buatku
Mereka masukkan semua kekuatanku kedalam perutnya.
Hingga tulang – tulangku kini menjadi keropos.
Aku mencoba meronta dengan menghadirkan gempa
Namun mereka tak pernah membuka mata
Aku menangis, hingga kutumpahkan segenap air di lautan
Namun mereka tak juga tersadar dengan sedikit penyesalan
Duhai langit, duhai mentari
Mungkin tak lama aku kan tiada
Namun manusia kan tetap pada kesombonganya
Maka sebelum aku hilang nanti kan ku luapkan semua penyakit dalam tubuhku ini
Kan ku tumpahkan darah dalam tubuhku hingga manusiapun kan ikut bersamaku
Maafkanlah aku, saat ini tak mampu lagi menjaga hujan yang kau turunkan
Hingga dengan hujan ini manusia menjadi tersiksa
Banjir dimana – mana tanah longsor tak tertahan lagi
Maafkanlah aku pula wahai mentari
Aku yang tak mampu lagi menjaga sinar yang kau berikan padaku
Hingga dengan sinarmu, manusia menjadi tersiksa
Tanah yang subur kini tlah mengering bagaikan gurun yang begitu panas.
Aku sudah terlalu tua, aku terlalu lemah menahan beban ini
Sungguh kini kurasakan sakit yang tak mampu ku lukiskan
Sedih bercampur dengan kesal, dihariku yang semakin tua
Ternyata manusia tak mau lagi merawatku
Aku bagaikan yatim piatu dalam hidup ini, tak ada satupun yang peduli dengan keadaanku
Manusia yang seharusnya menjagaku menjadi terlalu serakah
Mereka menebang pohon – pohon yang menjadi nyawa buatku
Mereka masukkan semua kekuatanku kedalam perutnya.
Hingga tulang – tulangku kini menjadi keropos.
Aku mencoba meronta dengan menghadirkan gempa
Namun mereka tak pernah membuka mata
Aku menangis, hingga kutumpahkan segenap air di lautan
Namun mereka tak juga tersadar dengan sedikit penyesalan
Duhai langit, duhai mentari
Mungkin tak lama aku kan tiada
Namun manusia kan tetap pada kesombonganya
Maka sebelum aku hilang nanti kan ku luapkan semua penyakit dalam tubuhku ini
Kan ku tumpahkan darah dalam tubuhku hingga manusiapun kan ikut bersamaku
No comments:
Post a Comment
Kalau sudah baca, silakan berkomentar ya...!!